Sabtu, 18 Agustus 2012

Kirain.., Ternyata PKS Meminta Mahar Uang Juga UntukDukung Cagub DKI

JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)  
By: Bayu.  

-  PKS mendukung Fauzi Bowo setelah tercapai kesepakatan finansial.  Majalah Tempo, dalam laporannya, mengungkap lobi dan berbagai mahar dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012 tersebut.

Dilaporkan, PKS sebenarnya sudah menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi-Ahok. Lobi-lobi antara PKS dan PDI Perjuangan berlangsung alot. Menurut Denny  Iskandar, anggota tim sukses Jokowi, tak ada kata sepakat di antara kedua pihak menyangkut program kerja jika Jokowi terpilih kelak. Alotnya itu karena PDI Perjuangan di banyak daerah selama ini tak punya pengalaman berkoalisi dengan PKS.

Sumber Tribunekopas di tim Jokowi dan tim Fauzi mengatakan ketidaksepakatan itu menyangkut kontrak politik. PKS, kata mereka, meminta ongkos operasional untuk menggalang suara kadernya. "Besarnya Rp 25-50 miliar." PDI Perjuangan menolak permintaan ini.

Syarat "mahar" pernah diajukan sewaktu PKS menyorongkan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Triwisaksana sebagai wakil Fauzi Bowo. Di antaranya permintaan menentukan sejumlah kepala dinas. Fauzi menolak dan ketika itu menerima calon wakil gubernur yang juga diajukan Partai Demokrat, Nachrowi Ramli.

Selamat Nurdin, Ketua PKS Jakarta membantah lobi politik ini ditunggangi transaksi uang. "Saya ikut semua lobi, tak ada yang menyebut uang tunai atau kepala dinas,” kata Selamat. Menurut dia, Fauzi dipilih karena dianggap lebih mengenal Jakarta ketimbang Jokowi.

"Ini dukungan sebagai sesama ahlussunnah wal jamaah, bukan wahabi, antitahlil, antimaulid," Presiden PKS Luthfi Hasan menambahkan.

Padahal, saat kampanye, PKS menyerukan perubahan Jakarta dan menolak status quo. Namun partai ini memilih berdamai dan melupakan perseteruannya dengan Fauzi saat bertarung memperebutkan kursi gubernur 2007. Fauzi, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, mengalahkan calon PKS, Adang Daradjatun. "Demi persatuan dan kesatuan umat, kami telah saling memaafkan," kata Luthfi.

Menurut dua anggota tim Fauzi, urusan mahar ini juga dibicarakan ketika membuat kontrak politik dengan PKS. "Tapi pembicaraannya justru karena PKS ditawari Rp 100 miliar dari pihak lawan." Fauzi, kata sumber ini, tak menyanggupi jika PKS meminta jumlah yang sama. Pembahasan tak mencapai titik temu hingga pemimpin tertinggi partai itu menengahi. Tawaran akhirnya turun hingga angka Rp 20 miliar.

Dari mahar ini, PKS menjanjikan 500 ribu suara. Menurut sumber lain, PKS berjanji, berdasarkan pengalaman, kadernya loyal kepada instruksi partai. Apalagi jika ada jaminan bantuan pendanaan dalam Pemilihan Umum 2014 bila Fauzi kembali terpilih. Soal ini, Triwisaksana mengatakan, "Tak ada itu soal dukung-dukungan. Soal pendanaan kami biasa sendiri."

Jokowi tak bisa memberi jaminan seperti itu. "Kami sudah berikhtiar, tapi mereka mendukung ke sana," katanya pasrah. Jokowi lebih memilih turun ke lapangan. Sehari setelah PKS mengumumkan dukungan, ia menemui sejumlah pensiunan pejabat Provinsi Jakarta yang cukup berpengaruh. Hasilnya, muncul deklarasi "Pensiunan Pemprov DKI Pendukung Jokowi".

Sementara itu, suara warga DKI yang sempat di temui Tribunekompas, Jum'at 17/08/2012,  mengatakan lebih baik tidak memilih Gubernur jika tidak bisa memilih Jokowi-Ahok. "Saya lebih baik golput saja kalau tidak boleh memilih Jokowi, Kirain.., PKS tidak doyan duit," kata Yono, warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Begitupun dengan Wahono, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan keriduannya akan adanya perubahan dengan gubernur yang baru, Jokowi. "Semoga benar ada perubahan dengan pemimpin yang baru nanti setelah DKI dipimpin Jokowi," tegas Wahono, saat berbincang dengan Tribunekompas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar