Minggu, 09 September 2012

Di Youtube, Tim Jokowi Kritik Parameter Kemiskinan

JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)  
By: Bayu.  

-  Video persuasif berjudul Editorial Jakarta Baru: Kenapa harus pilih Jokowi Basuki? yang diunggah ke youtube.com sejak 2 September 2012 lalu tak hanya menepis berbagai isu yang menyerang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama.

Video yang sampai Sabtu, 8 September 2012, sudah ditonton 14.240 visitor ini juga menonjolkan prestasi Joko Widodo selama menjadi Wali Kota Solo. Video ini bisa dilihat http://www.youtube.com/watch?v=s3mQnW6Q7gg&feature=related.

Sang narator video ini, Ariseno Ridhwan, mengakui angka kemiskinan di Solo masih tinggi. Penduduk miskin Solo pada 2011 mencapai 113.600 orang atau sekitar 20 persen dari jumlah penduduk sekitar 503 ribu jiwa. Tapi, kata Ariseno, angka kemiskinan ditemukan berdasarkan 25 parameter.

Badan Pusat Statistik saat menghitung jumlah kemiskinan hanya berdasarkan 14 parameter. Tujuan memakai 25 parameter itu adalah, “Agar penanganan kemiskinan tepat sasaran dan kemiskinan tidak berlanjut,” kata Ariseno.

Ariseno mengklaim data kemiskinan Solo lebih akurat daripada data kemiskinan di Jakarta. Jakarta menggunakan kriteria miskin dan mendekati miskin. Mengutip situs jakarta.go.id, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2012 sekitar 362.200 jiwa atau 3,69 persen dari jumlah penduduk Jakarta yang mencapai sekitar 9,6 juta jiwa. Situs ini mengklaim, dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang berjumlah 363,42 ribu (3,75 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 0,22 ribu.

Menurut Arseno, Jakarta menggunakan ukuran kemiskinan absolut, sementara Solo menggunakan kemiskinan relatif. Solo menggunakan standar miskin dengan pendapatan minimal US$ 2 per hari, sedangkan Jakarta menggunakan standar pendapatan minimal US$ 1 per hari. “Jika Jakarta menggunakan standar Solo, angka kemiskinan di Jakarta dapat mencapai 41 persen,” kata narator.

Sang narator seolah menyindir cara menghitung kemiskinan di DKI Jakarta dengan ucapan, “Kalau menghitung jumlah orang miskin saja tidak jujur bagaimana menangani kemiskinannya?”

Untuk menekan kemiskinan, kata narator, Jokowi menerbitkan Surat Keputusan Jaminan Sosial di Solo agar penduduk miskin tidak terjerembab ke dalam jurang kemiskinan yang lebih dalam.

Dengan suara menyakinkan, Arseno mengatakan Jokowi tidak sukses tidak mungkin dia dipilih untuk kedua kalinya menjadi Wali Kota Solo dengan suara 91 persen meski sama sekali tidak memasang baliho, spanduk, dan atribut kampanye lainnya. “Salah satu rekor dalam sejarah pilkada di Indonesia,” katanya menambahkan, “Semua tudingan jelas salah. Jakarta baru tinggal selangkah lagi.”

Video ini sudah dikomentari 97 komentator. Salah satunya yang menyebut namanya Harisagiman. Menurut dia, video ini santun dan tidak menjelek-jelekkan kandidat lain. “Pencitraan? Mungkin iya. Saya bukan timses Jokowi. Saya hanya warga biasa yg ingin Jakarta menjadi lebih baik...kalau Jokowi terpilih, dan 5 tahun lagi Jakarta masih tetap dodol spt sekarang; sikap sy thd dia akan sama dengan sikap sy sekarang thd Bang Foke. Krn buat saya calon yg belum tentu berhasil masih lebih baik daripada incumbent yang sudah jelas gagal. Sesederhana itu,” kata Harisagiman, dua hari lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar